Citarum Masih Ternoda, Pt Papyrus Sakti Diduga Masih Kerap Buang Limbahnya, Sungai Jadi Dangkal dan Bau

Kab Bandung, Matainvestigasi.com – Terbitnya Perpres 15 Tahun 2018 tentang Revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum sudah nampak beberapa perubahan yang lebih baik, akan tetapi dibeberapa wilayah diduga tidak tersentuh oleh Satgas Citarum Harum atau bahkan disinyalir masih adanya oknum pengusaha nakal yang membuang limbah tanpa diolah terlebih dahulu (29/11).

Ketika tim dari para awak media melakukan penelusuran sepanjang aliran sungai Citalutug, Banjaran mendapati sedimentasi di sepanjang bibir sungai berwarna hitam pekat dan ketika air sungai terkena terik matahari di dalam air menyembul meneyerupai sludge berwarna hitam pekat, Minggu (9/11).

Bubur Kertas Pt Papyrus

Melihat kenyataan tersebut, tim penasaran dan mencoba menyusuri sungai walau harus masuk kedalam sungai untuk mengambil sludge tersebut dan mencari out Pal dari perusahaan mana saja, pada Out Pal yang diduga milik PT. Papyrus, air limbah yang menyentuh kulit membuat kulit tim terbakar.

Keesokan harinya tim media mencoba mendatangi kembali lokasi tersebut untuk mencari informasi, Salah seorang warga yang enggan disebut namanya memaparkan” dulu di sungai ini bisa digunakan untuk berenang dan memancing, selain itu sungai tidak sedangkal saat ini”.

“ Perusahaan yang diduga membuang Limbah ke aliran sungai ini antara lain, PT. Papyrus Sakti yang berproduksi kertas berlokasi di Jl. Raya Banjaran Km. 16.2, Banjaran, Batukarut, Kec Arjasari mereka membuang limbah pada jam-jam tertentu, sore hari atau ketika hujan” paparnya.

Sungai Citalugtug

“Saat dikonfirmasi awak media, Karel selaku Humas sekaligus Legal PT. Papyrus mengatakan” apakah bapak-bapak sudah melakukan konfirmasi dahulu ke LH?.

Karel Bag Humas&Legal

“Berdasarkan anjuran dari Satgas Citarum harum sektor 21, kami sudah melakukan pengerukan sedimentasi cipaku sampai sudong untuk mencari, apakah ada lubang pembuangan siluman perusahaan lain, ternyata tidak ada” tandas Karel.

”Diwilayah sini kan ada juga PT. Adetex, coba konfimasi juga mereka, tidak fair kan kalau Cuma konfirmasi kami, ” ungkap Karel, kita juga baru star dan sedang proses ijin yang lainnya juga.

Karel juga mengakui bahwa limbah kertasnya menumpuk di area luar pabrik dan lari ke sungai, bahkan menjadi lumpur hitam dan bau menyebabkan sungai dangkal. (chox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *